
Anita Bonit
(lahir di Jakarta, 13 Agustus 1990) adalah seorang ibu sekaligus seniman multidisiplin berbasis di Jakarta. Ia merupakan lulusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Dalam berkarya, Bonit mengandalkan medium seperti cetak saring, kolase, zine, dan cetak riso untuk mengekspresikan isu-isu domestik, peran perempuan, serta kehidupan sehari-hari yang mencerminkan perjalanan pribadinya. Sebagai salah satu pendiri Grafis Huru Hara, ia aktif mengeksplorasi seni cetak sekaligus mengelola program seni di Gudskul Ekosistem sebagai Manajer Program dan Koordinator Subjek Studi Kolektif. Bonit telah berpartisipasi dalam berbagai proyek seni lokal dan internasional, termasuk documenta fifteen di Kassel, Momentum Biennale 12 di Moss, Bangkok dan Tokyo Art Book Fair, serta berbagai pameran yang mengangkat keberlanjutan pangan dan seni kolektif bersama Selarasa Jagakarsa Food Lab, dengan pendekatan kolaboratif sebagai sarana membangun dialog dan menciptakan ruang berbagi pengalaman.

Gilang Mustofa
(lahir di Karawang, 29 Oktober 1997) adalah seniman visual berbasis di Bandung. Ia merupakan lulusan Seni Rupa Studio Patung di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Gilang bekerja dengan medium alami seperti tanah liat, tumbuhan, dan objek temuan untuk mengeksplorasi hubungan manusia, ruang, lingkungan, dan alam. Karya-karyanya mencerminkan isu-isu ekologi dan budaya, menjadikannya potret subjektif dari perubahan sosial dan ekologis. Ia telah berpartisipasi dalam berbagai pameran besar seperti ARTJOG dan Art Jakarta, serta program residensi seni seperti “Tani Jiwo” dan “Nganteuran,” dengan pendekatan riset dan kolaborasi yang mendalam.

Radni Thiemann Beelt
(lahir di Bandung, 13 Maret 1989) adalah seniman multidisiplin berbasis di Bandung, Indonesia. Ia merupakan lulusan Seni Rupa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Fotografi dari Universitas Pasundan. Radni bekerja dengan berbagai medium, termasuk video, instalasi, dan arsip, untuk mengeksplorasi isu-isu seperti identitas manusia dan non-manusia, ekologi dekolonial, pengetahuan adat, penerimaan dan penolakan warisan kolonial, serta dinamika sosio-politik. Ia aktif dalam pameran dan residensi lokal maupun internasional, seperti program Asia Art Archive dan “Sasajen Mikro Khodam,” serta mendirikan ruang kreatif Mulasara dengan proyek Ruang Bumi dan Lab Ngebon yang berfokus pada seni, ekologi, dan komunitas.

Tsabita Aqdimah
(lahir di Bandung, tahun 2000) adalah seniman visual berbasis di Bandung. Ia adalah lulusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tsabita berkarya dengan fokus pada eksplorasi dunia mikroskopis, khususnya melalui representasi bentuk dan tekstur jamur, menggunakan medium seperti akrilik pada kanvas. Karya-karyanya mengeksplorasi hubungan antara sains dan seni, menggambarkan keindahan tersembunyi dari struktur kehidupan yang tak terlihat. Tsabita telah mengikuti berbagai pameran kelompok, seperti “Niat Baik” dan “ARTXPRESI,” dengan pendekatan artistik yang mengundang audiens untuk merenungkan keajaiban dunia mikroskopis.
