Radni Thiemann Beelt
“Day Old Chicken” adalah istilah pada industri broiler yang diberikan terhadap anak ayam yang masih dalam usia satu hari. Istilah tersebut digunakan sebagai judul karya ini untuk merepresentasikan berbagai faktor di balik fenomena susut pangan (food loss) dan limbah pangan (food waste). Karya audio-visual dalam scrapbook ini merefleksikan bagaimana susut dan limbah pangan food waste dapat dianalogikan dengan eksistensi manusia dalam sebuah sistem yang bergerak cepat, efisien, tapi sering kali abai terhadap nilai-nilai hidup itu sendiri.
Sebagaimana “Day Old Chicken” yang diproduksi masif dan menjadi bagian dari rantai pangan industri, susut dan limbah pangan muncul dari proses panjang — dari produksi, distribusi, konsumsi, hingga pembuangan — yang menyisakan banyak pertanyaan tentang bagaimana manusia memperlakukan makanan dan sumber daya. Dalam sistem pangan hari ini, makanan tak lagi sekadar soal kebutuhan, tapi juga tentang pasar, standar, dan kecepatan. Akibatnya, banyak yang terbuang bahkan sebelum sampai ke meja makan: ayam yang tidak lolos seleksi, sayuran yang dianggap “cacat”, hingga produk yang kadaluarsa di rak supermarket.
Melalui karya ini, pangan yang terbuang dilihat sebagai bagian dari kegagalan kita sebagai manusia dalam menjaga keseimbangan antara produksi dan konsumsi dalam sistem pangan. Dalam setiap pangan yang terbuang, terdapat jejak dari proses panjang yang melibatkan hidup makhluk lain, tenaga petani, air, lahan, dan energi — semua yang akhirnya terbuang sia sia.
Karya ini mengajak kita untuk menyadari bagaimana masalah susut dan limbah pangan membuka ruang bagi refleksi dan kemungkinan solusi. Bahwa di tengah absurditas sistem pangan modern, ada kebutuhan mendesak untuk membangun kembali kesadaran bersama. Bagaimana mungkin di satu sisi kita memproduksi berlebih, sementara di sisi lain banyak yang kelaparan?
“Day Old Chicken” menjadi pengingat akan siklus yang bergerak terlalu cepat, terlalu besar, dan sering kali kehilangan arah. Lewat karya ini, diharapkan muncul ruang untuk memikirkan ulang hubungan kita dengan makanan, dan bagaimana persoalan susut dan limbah pangan bisa menjadi jalan pembuka menuju sistem pangan yang lebih adil dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, ini bukan semata-mata tentang makanan yang dibuang dan terbuang, tetapi juga tentang cara kita memaknai hidup, menghargai alam, dan memperlakukan sesama makhluk hidup. Dalam setiap sisa yang terbuang, ada cerita yang luput: tentang ayam yang tumbuh untuk disembelih, tentang petani yang bekerja dari pagi hingga petang, tentang air dan tanah yang dikuras habis. Lewat “Day Old Chicken”, Radni ingin mengajak siapa saja yang melihat dan mendengar karya ini untuk melambat sejenak, merenung, dan bertanya: mau dibawa kemana semua ini?
Jika pangan yang terbuang adalah wajah dari sistem pangan kita hari ini, maka kesadaran dan tindakan adalah langkah kecil untuk mulai memperbaikinya. Karena mungkin, dengan mulai mengingat kembali nilai dari setiap butir nasi, setiap tetes air, dan setiap hidup yang dikorbankan, kita bisa membangun dunia yang lebih layak bagi semua makhluk yang hidup di dalamnya.

Medium : Buku
Ukuran : 40×30 cm
Tahun : 2024
