Galih Jatu Kurnia
Lahir di Cimahi pada tahun 1989, merupakan seorang profesional di bidang tata kelola pameran seni yang telah menekuni bidang ini sejak 2011. Ia memulai kariernya sebagai pengelola program Art for Education di Galeri Kita, Bandung, dan kemudian mengembangkan keahliannya dalam berbagai program pameran di tingkat regional dan nasional. Berbekal latar belakang pendidikan Seni Rupa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada 2009-2015, Galih selalu menempatkan edukasi publik sebagai bagian penting dalam setiap pameran yang dirancangnya.
Minat mendalam terhadap seni dan medium penciptaan karya diperkuat melalui program Magister Penciptaan Seni di FSRD ITB pada 2017. Dalam berkarya, ia berfokus pada seni intermedia yang mengintegrasikan interaktivitas dan teknologi, baik mekanik, elektrik, maupun digital. Saat ini, Galih tinggal dan bekerja di Bandung sebagai pimpinan Art Program Development dan Exhibition Maker di PUPA Art Grond Creative Space, merancang program edukasi dan presentasi seni yang inovatif.

Kurniawan Azis Indarto
Kurniawan Azis Indarto, lahir di Garut pada 28 Februari 1999, adalah mahasiswa semester akhir di Program Studi Ilmu Hadis, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN). Sejak kuliah, ia menetap di Margahayu Raya Barat, Sekejati, Bandung. Ia aktif sebagai anggota Koperasi Mitra Malabar dan sering terlibat dalam penyuluhan serta pelatihan pasca-panen kopi bagi petani. Saat ini, ia berprofesi sebagai barista dan mengadakan berbagai pelatihan terkait edukasi kopi dan teknik penyeduhan manual (manual brew). Selain itu, ia bersama empat rekan lainnya mendirikan samar.id, sebuah media kepenulisan yang berfokus pada artikel edukasi untuk penulis pemula. Ia juga telah menerbitkan buku berjudul Hati Quadrat.

Gari Nurahman
Seorang sarjana pertanian dan salah satu pemilik Malabar Roastery, sebuah roastery yang aktif dalam sosialisasi pertanian regeneratif dan berkelanjutan. Dalam perannya sebagai konsultan perkebunan kopi, ia selalu menjadikan konsep agroforestry sebagai pendekatan utama dalam pengelolaan kebun kopi.
Di luar profesinya, ia adalah seorang suami dan ayah dari dua putri. Ia menjunjung tinggi nilai istiqomah dalam menjalani hidup dan memiliki komitmen kuat terhadap pendidikan di Indonesia. Menurutnya, pendidikan yang berkualitas adalah kunci dalam membangun masyarakat yang lebih cerdas dan berintegritas. Filosofi yang dipegang teguh dalam kesehariannya adalah “Berpikir cerdas, berbagi ikhlas, dan beragama dengan pintar”, yang menjadi pedoman dalam bersikap, berkontribusi, dan menjalani kehidupan dengan kesadaran yang baik.

