Tsabita Aqdimah
Karya ini merupakan seri visual yang merefleksikan rantai pangan dari sisi sentra produksi. Terinspirasi dari sampel visual berbagai objek yang dikumpulkan selama masa residensi, seperti tanah, air, dan produk pangan, karya ini menangkap bagaimana proses pangan bermula— sebelum sampai ke meja makan, sebelum menjadi komoditas, dan bahkan sebelum dipandang sebagai hasil akhir.
Melalui 30 gambar, karya ini membaca ulang relasi antara manusia, alam, dan pangan—dari tanah yang digarap, air yang menghidupi, hingga hasil panen yang lahir dari kerja panjang. Setiap gambar menjadi semacam catatan visual atas peristiwa-peristiwa kecil yang sering terlewatkan: jejak tangan petani, garis-garis irigasi, tekstur tanah basah, sisa-sisa panen, hingga lanskap yang terus berubah mengikuti musim dan siklus tanam.
Karya ini berangkat dari kesadaran bahwa pangan tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses panjang yang melibatkan banyak pihak, dari manusia hingga alam. Dengan merekam elemen-elemen yang menjadi dasar produksi pangan, karya ini mencoba menghadirkan ulang ruang-ruang produksi sebagai bagian dari rantai pangan yang sering luput dari perhatian.
Seri visual ini juga menjadi cara untuk memikirkan kembali hubungan kita dengan pangan—tidak hanya sebagai konsumen, tetapi sebagai bagian dari ekosistem yang saling bergantung. Di tengah krisis lingkungan dan ketidakpastian sumber daya alam, membaca ulang rantai pangan dari hulunya menjadi penting, untuk menyadari bahwa setiap bahan pangan yang hadir di meja makan membawa serta cerita panjang tentang tanah, air, tenaga manusia, dan waktu.
Melalui pendekatan visual, karya ini menghadirkan pertemuan antara pengalaman langsung di lapangan dengan interpretasi artistik, menghadirkan fragmen-fragmen rantai pangan yang tersusun dari unsur-unsur paling dasar, sekaligus merekam hubungan yang rapuh antara produksi, lingkungan, dan konsumsi.
Selama residensi, muncul kesadaran bahwa rantai pangan bukan hanya soal produksi dan konsumsi, tetapi juga siapa yang terlibat di dalamnya. Salah satu perhatian utama adalah krisis regenerasi petani muda—semakin sedikit generasi muda yang mau melanjutkan profesi bertani di tengah tantangan alih fungsi lahan dan minimnya dukungan kebijakan.
Absennya petani muda berdampak langsung pada kerentanan sistem pangan Kota Bandung, yang makin bergantung pada suplai luar. Karya ini ingin menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menjaga keberlanjutan rantai pangan, serta mengajak kita membayangkan masa depan di mana produksi pangan dikelola secara berkeadilan dan tetap terhubung dengan ekosistem lokal.

Watercolor on Paper
Diameter 8,6 cm
(pasparto 10,5 X 14,8 cm)
2025
